Jangan Khawatir, Virus Corona Covid-19 bukan Vonis Mati

Oleh Writer, 16 Maret 2020
Pada 2 Maret 2020, Presiden Jokowi secara langsung mengumumkan terdapat 2 WNI yang positif terinfeksi Covid-19. Kejadian ini sontak membuat publik gempar. Pasar serta swalayan diserbu pembeli yang panik, oknum orang dagang yang bandel juga berupaya mengambil untung dengan metode menimbun stok masker sampai hand sanitizer.

Covid-19 memanglah menakutkan, namun hal itu lebih disebabkan oleh ketidaktahuan kita. Sifatnya sampai saat ini memanglah masih misterius. Virus corona dapat menyebar antar manusia, melalui percikan ataupun droplet yang menyembur dari batuk ataupun bersin dari orang yang terinfeksi, bahkan saat sebelum gejala yang terindikasi muncul (asymptomatic).

Itulah mengapa Covid- 19 dapat menyebar dengan kilat, sampai ke lima daratan. Begitu pula dengan para ilmuwan yang terdapat di Daratan Antartika yang dingin serta terpencil pun merasa butuh bersiap siaga.

Dilaporkan oleh Liputan 6, sampai Senin (9/3/2020) pukul 19.00 WIB, tercatat terdapat 111.321 kasus positif Covid-19 di seluruh dunia, 19 di antaranya terdapat di Indonesia. Cina Daratan, Korea Selatan, Italia, Iran, serta Prancis menempati urutan 5 paling banyak dalam perihal jumlah kasus Covid-19.

Jumlah kematian tercatat sebanyak 3.892 jiwa. Namun, mereka yang pulih jauh lebih banyak yakni 62.373 orang. Menurut Organisasi Kesehatan Dunia (World Health Organization) menyebut, tingkatan kematian akibat Covid-19 saat mencakup sekitar 3,4 persen, lebih rendah dari SARS (9,63 persen) serta MERS (34,45 persen).

Jadi jangan panik, Covid-19 teruji bukan vonis mati. Masih terbuka kesempatan untuk kita untuk menghindari dan mencegah virus tersebut.

Pakar mikrobiologi Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI), Sugiyono Saputra menguraikan, Covid-19 sesungguhnya juga tidak lebih mematikan dibandingkan virus yang lain yang sejenis.

Menurut Sugiyono, jika kita bandingkan, coronavirus ini memang hampir sama dengan atau sejenis dengan HIV serta Ebola, sama-sama ssRNA (single-stranded RNA) virus. Tetapi jika kita bandingkan keganasannya, jelas lebih ganas Ebola serta HIV /AIDS.

Ia menambahkan, untuk fatality rate-nya ( tingkatan kematian), kasus Ebola 90 persen. Jadi lumayan besar. Dapat dibayangkan jika misalnya terdapat 100 orang pengidap, 90 orangnya akan wafat.

Sugiyono menegaskan, penderita yang meninggal disebabkan Covid- 19 pada umumnya adalah mereka yang berusia lanjut, dan mempunyai riwayat penyakit lain, semacam jantung, asma, diabet, serta penyakit lainnya.

Indonesia Sudah Bisa Meneliti Covid-19

Tidak hanya itu, tidak benar apabila dikatakan Indonesia tidak dapat mendeteksi adanya virus ini. Periset Bioteknologi LIPI, Ratih Asmana Ningrum mengatakan, harga perlengkapan untuk mengetahui Covid- 19 terbilang tidak mahal untuk bidang kedokteran dan riset.

Ratih juga mengatakan bahwa sebenarnya perlengkapan yang dipakai untuk mengetahui virus corona itu bukan perlengkapan baru, itu merupakan perlengkapan yang biasa dipergunakan dalam riset- riset hayati molekuler, jadi banyak sekali sarana kedokteran dan laboratorium yang telah mempunyai alatnya. Namun, yang belum terlalu banyak itu adalah laboratorium khusus atau spesifik yang menangani sampel positif.

Jadi, Anda tak perlu khawatir, karena Indonesia sudah bisa meneliti kehadiran virus yang bisa membuat penderitanya mengalami tenggorokan kering hingga sesak napas. Anda bisa melakukan langkah pencegahan dengan menggunakan masker saat berada di lingkungan luar, mengkonsumsi banyak sayuran dan buah-buahan, olahraga teratur, dan masih banyak lagi langkah pencegahan yang bisa Anda lakukan agar terhindar dari Covid-19.

Artikel Terkait

Artikel Lainnya

 
Copyright © EPenulis.com
All rights reserved